Apa itu BIOS??
B
I O S (Basic Input Output System)
Program
BIOS adalah program kontroler standard yang terpasang dalam motherboard.
Program ini disimpan dalam chip IC yang disebut ROM (Read Only Memory) dan
selalu bekerja mengontrol hardware yang terpasang pada motherboard meskipun
komputer tidak dipakai (dimatikan). Hal ini dimungkinkan oleh adanya batere
kecil yang terpasang pada motherboard.
Orang
sering menyebut chip IC ini dengan sebutan IC ROM BIOS. Pada saat selesai
merakit komputer, program ini harus diatur sesuai dengan jenis-jenis peralatan
elektronik yang akan dihubungkan dengan motherboard. Selanjutnya setiap saat
program BIOS akan selalu mengontrol perangkat keras yang terpasang meskipun
komputer anda matikan. Kontrol setiap saat ini memungkinkan komputer selalu
siap pakai pada saat komputer anda nyalakan. Pada kondisi batere kecil lemah,
biasanya peengaturan pada program BIOS ini hilang, sehingga anda sulit
mempergunakan komputer. Anda harus kembali mengatur ulang program BIOS seperti
yang anda lakukan pada waktu merakit komputer.
ROM
BIOS terdiri dari beberapa macam, antara lain :
-
ROM AMI BIOS
-
ROM ISA BIOS
-
ROM MR BIOS
-
ROM WIN BIOS
-
dll
Biasanya
untuk masuk mode setup BIOS seperti CMOS BIOS, AMI BIOS serta beberapa mode
BIOS lain, maka pada saat komputer pertama kali diaktifkan kita bisa menekan
tombol del.
Untuk
setup mode IBM BIOS kita harus menekan tombol F1 atau F10, sedangkan untuk BIOS
Setup mainboad dengan Chip Intel ada yang menggunakan tombol F2, sedangkan
untuk mode setup mesin Compaq lama, user terlebih dulu harus memasukkan disket
setup BIOS-nya, agar bisa melakukan setting yang diinginkan.
Cara
aman mengotak-atik Setting BIOS PC
Bila
Windows adalah wajah ramah yang ditampilkan proyek-proyek komputer kepada
dunia, maka BIOS adalah sisi gelap bawah sadar yang bertugas untuk berpikir.
BIOS (Basic Input/Output System) adalah kode untuk fungsi-fungsi fundamental
PC, seperti mengumpulkan ketukan tombol dari keyboard atau meletakkan pixel ke
layar.
Program
kecil ini bekerja di balik layar, menterjemahkan perintah Windows yang
people-friendly menjadi angka nol dan satu yang hanya dimengerti oleh hardware
Anda. Dan sebagaimana alam bawah sadar manusia, BIOS bisa berpengaruh sangat
kuat pada tingkah laku dan kinerja PC Anda.
Update
BIOS
Ketika
teknologi baru muncul dan bug tua ditemukan, para pembuat komputer sering
menerbitkan versi BIOS yang telah diupdate yang dapat mengatasi problem dan
meningkatkan kinerja. Periksa situs Web pembuat PC Anda mengenai update
terbaru. Namun pertama-tama pastikan Anda memiliki nomor versi terbaru BIOS;
biasanya muncul sekilas di monitor Anda tepat setelah Anda menyalakan sistem.
(Tekan tombol Pause bila kilasannya terlalu cepat.)
Mengupdate
BIOS mudah, tetapi Anda harus melakukannya dengan hati-hati. Biasanya Anda
perlu menjalankan program kecil dari floppy disk saja. Namun bila terjadi
masalah, Anda hanya bisa meratapi motherboard yang tidak bisa lagi Anda
gunakan. Jadi pastikan bahwa sebelumnya Anda telah membaca semua instruksi di
file readme BIOS update, dan selalu lakukan persis seperti apa yang
petunjuk-petunjuk itu katakan.
Utility
Setup
Jika
BIOS adalah bawah sadar PC, maka Utiliti Setup merupakan pondasi untuk
membangun karakter PC. Utiliti tersebut memiliki setting user untuk mengontrol
harddisk, memori, kartu-kartu grafis, power saving, port USB, dan hardware
lain. Program tersebut biasanya disertakan dalam disk, tetapi sekarang sudah
tersimpan dalam chip ROM yang sama dengan BIOS PC.
Karena
utiliti Setup dibuat oleh pembuat BIOS dan berada dalam chip yang sama dengan
BIOS, ini sering disebut utiliti BIOS Setup. Dan karena utiliti ini menyimpan
settingnya di chip clock/calendar -- chip complementary metal-oxide
semiconductor, atau CMOS -- maka sering pula disebut sebagai program Setup
CMOS. (Chip CMOS memiliki batere sendiri untuk memelihara setting chip
sekalipun PC dimatikan.)
Utiliti
Setup memiliki setting hardware yang berlimpah, mulai dari yang terlihat nyata,
seperti setting waktu di clock PC, sampai yang tidak kelihatan, seperti jumlah
"wait states" yang mengkoordinasi aliran data antara RAM dan CPU.
Teknis
Setup BIOS
Hal
Pertama yang perlu anda ingat sebelum lakukan setup BIOS adalah jangan sampai
merusak.
Ketika
bekerja dengan utiliti Setup PC, gunakan petunjuk praktis yang sama diajarkan
pada awal bedah otak: ”Bila anda tidak tahu apa yang sedang anda lakukan, maka
lebih baik jangan berurusan dengannya”. Kecerobohan mengubah wait state atau
setting lainnya dapat menurunkan kinerja atau bahkan menyebabkan sistem
mengalami crash.
Jika
Anda mengira Anda telah tanpa sengaja mengubah setting ketika sedang bekerja
dengan utility Setup, segera berhenti dan mulailah dari awal lagi. Semua
utiliti Setup memiliki pilihan menu yang memungkinkan Anda keluar tanpa
menyimpan perubahan. Anda mungkin melihat pula pilihan untuk mengembalikan
setting ke nilai defaultnya. Abaikan opsi ini: Bila vendor PC Anda telah
melakukan fine-tune terhadap sistem, setting default si pembuat BIOS mungkin
membuatnya menjadi tidak optimal.
Backup
setting-setting Anda sebelum membuat perubahan. Bila batere yang menghidupi
chip clock/calendar mati, setting-setting Anda mati bersamanya. Bila utiliti
Setup Anda mempunyai opsi backup, gunakanlah. Jika tidak, catat setting di
kertas -- atau tekan key Print Screen untuk masing-masing layar di utiliti
tersebut (tetapi ini tidak selalu berfungsi).
Sebelum
anda mulai, baca sampai selesai user manual yang menyertai PC atau motherboard.
Banyak manual menawarkan penjelasan singkat masing-masing setting. Setting
bervariasi menurut manufaktur dan model, namun Anda seharusnya menemukan ini di
hampir semua PC:
Optimalisasi
dan kompatibilitas setting: Utiliti Setup sering berisi setting-setting untuk
kinerja hardware. Kadang-kadang ini tidak diatur secara optimal di pabrik,
utamanya pada PC yang dibuat berdasar pesanan atau generik. Scan seluruh
program Setup. Setting modus AGP dan setting DMA merupakan kandidat utama untuk
dioptimalisasi. Setting-setting ini juga berguna untuk troubleshooting hardware
yang baru diinstall: Menonaktifkan atau menurunkan setting yang diberikan bisa
memicu ketidak-kompatibelan kartu grafis, CD-ROM drive, atau peranti lain yang
terjadi sebelumnya.
Setting
harddisk: Anda akan menemukan tabel, biasanya pada halaman ke-2 atau Advanced
dan dengan judul "IDE", yang mendaftar semua parameter konfigurasi
untuk EIDE harddisk yang secara langsung terkoneksi ke motherboard. (SCSI
harddisk dan EIDE harddisk yang tidak punya kartu ekspansi akan menjalankan
program konfigurasinya sendiri.) Sementara kebanyakan PC yang dibuat selama
beberapa tahun terakhir dapat dengan mulus mendeteksi dan mengkonfigurasi
harddisk baru, sebagian memerlukan instalasi manual. Baca dokumentasi disk baru
Anda mengenai prosedur tsb dan gunakan opsi-opsi on-screen untuk membuat
perubahan di tabel ini.
Floppy
disk: Opsi ini memungkinkan Anda menyetel tipe floppy drive (3,5 inci, 1,44MB,
sebagai contoh) yang telah Anda tetapkan sebagai drive A: atau B: Anda. Ini
merupakan setting yang perlu diperiksa jika Anda mengalami problem
floppy-drive. Sebagian utiliti Setup mempunyai setting sekuriti `Floppy Read
only` tersendiri yang mencegah data Anda dituliskan ke floppy disk dan dihapus
dari PC.
Urutan
booting: Setting ini menentukan mana yang pertama kali dilihat PC ketika
instruksi boot-up. Contoh: `A: kemudian C:`, `C: kemudian A:`, atau `C:, Zip
drive`. Untuk booting dari CD-ROM drive, Zip, atau LS-120, Anda sepertinya
harus mengubah setting ini.
Proteksi
password: Bila ini diaktifkan, BIOS akan menanyakan password sebelum booting
up. Sangat berhati-hatilah dengan yang satu ini: Bila melupakan password, Anda
terpaksa mereset jumper motherboard atau mencopot batere CMOS, yang akan
menyebabkan Anda kehilangan semua setting, atau Anda bahkan harus membeli
motherboard baru.
Setting
IRQ: Bila Anda butuh setting IRQ ekstra untuk hardware baru, Anda perlu
membebaskan satu IRQ dengan menonaktifkan feature yang tidak digunakan, seperti
port serial, port paralel, atau port USB.
Setting
port paralel: Pilih modus yang paling cocok untuk hardware. Modus ECP atau EPP
dapat sangat mempercepat printer dan peranti lain.
Kipas
RPM dan temperatur CPU: Dua parameter kritis ini sebaiknya dicentang secara
periodik untuk memastikan mereka berfungsi dengan benar.
Bantuan
Hardware Offline
Internet
sangat bagus untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hardware,
tetapi menyelidiki situs-situs Web untuk mendapatkan nasihat yang bisa
dipercaya cukup menghabiskan waktu. Kadangkala cara tercepat untuk mendapat
jawaban adalah cara gaya kuno: dengan buku referensi yang baik. Di bawah ini
adalah dua yang terbaik.
Upgrading
and Repairing PCs (www.upgradingandrepairingpcs.com) karya Scott
Mueller (US$ 60) merupakan buku klasik yang mencakup segala sesuatu yang Anda
butuhkan tentang PC dan hal-hal yang mungkin Anda tidak ketahui. Bila Anda
mencari referensi menyeluruh, keluasan dan kedalaman judul ini belum
terkalahkan ( www.quepublishing.com).
PC
Hardware in a Nutshell (www.oreilly.com/catalog/pchardnut2) oleh Barbara
Fritchman Thompson dan Robert Bruce Thompson (US$ 40) merupakan panduan praktis
yang bagus untuk membeli dan menggunakan PC. Dimuati dengan nasehat bergaya
ringkas yang secara jelas memberikan informasi yang Anda perlukan, tanpa Anda
harus mencari-carinya.
Fungsi bios
1. Mengenali semua hardware / perangkat keras yang terpasang pada PC / Komputer.
2. Inisialisai ( Penyalaan ), serta pengujian terhadap semua perangkat yang terpasang ( Dalam proses yang dikenal dengan istilah Power On Self Test)
3. Mengeksekusi MBR ( Master Boot record ) Yang berada pada sector pertama pada harddisk, yang fungsinya ialah untuk memanggil Sistem Operasi dan Menjalankannya.
4. Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting/urutan booting, kinerja, serta kestabilan komputer)
5. Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras dengan menggunakan BIOS Runtime Services.
1. Mengenali semua hardware / perangkat keras yang terpasang pada PC / Komputer.
2. Inisialisai ( Penyalaan ), serta pengujian terhadap semua perangkat yang terpasang ( Dalam proses yang dikenal dengan istilah Power On Self Test)
3. Mengeksekusi MBR ( Master Boot record ) Yang berada pada sector pertama pada harddisk, yang fungsinya ialah untuk memanggil Sistem Operasi dan Menjalankannya.
4. Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting/urutan booting, kinerja, serta kestabilan komputer)
5. Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras dengan menggunakan BIOS Runtime Services.
Jenis
BIOS yang saat ini sangat banyak digunakan adalah:
AWARD
BIOS
AMI
BIOS
Phoenix
BIOS
Untuk masuk pada menu BIOS ada berbagai macam cara tergantung dari BIOS yang anda gunakan. Untuk Award dan Ami umumnya menggunakan tombol Delete pada saat pertama kali komputer di nyalakan.
Jenis bios
2.2
Jenis BIOS
2.1.1.Jenis
BIOS berdasarkan pabrikan pembuat BIOS:
Award
Software
Award
BIOS
Pada
AWARD BIOS terdapat beberapa menu pokok yaitu: MAIN, ADVANCED, POWER, BOOT,
EXIT.
Award
Modular BIOS
Award
Medallion BIOS
Phoenix
Technologies
Phoenix
BIOS
Phoenix-Award
BIOS
American
Megatrends Incorporated (AMI)
AMI
BIOS
AMI
WinBIOS
Acer
Labs
Microid
Research
LSI
Logic
Winbond
2.1.1.Cara
mengakses BIOS berdasarkan pabrikan pembuatnya
NO
|
Pabrikan
BIOS
|
Cara
akses
|
1
|
BIOS
AMI
|
Del
|
2
|
BIOS
AWARD
|
Del
atau Ctrl+Alt+Esc
|
3
|
Compaq
|
F10
|
4
|
IBM
Aptivas dan think pads
|
F1
|
5
|
Microid
Research (MR BIOS)
|
Esc
|
6
|
BIOS
pheonix
|
F2
|
7
|
Komputer
Riba Thosiba
|
Esc
kemudian F1
|
Tabel
1.1
2.3
Konfigurasi BIOS
2.3.1
Setting date
Masuk
CMOS Setup
Dalam
utama atau sistem setup layar Anda dapat melihat tanggal dan waktu. Dengan
menggunakan tombol panah, navigasi ke tanggal dan mengubah tanggal. Setelah disorot
pada bulan, hari, atau tahun, Anda tekan tombol panah atau halaman atas atau
bawah halaman untuk mengubah tombol tanggal.
2.3.2
Boot (booting)
Booting
adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada
proses awal menyalakan komputer dimana semua register prosesor disetting
kosong, dan status mikroprosesor/prosesor disetting reset. Kemudian address
0xFFFF diload di segment code (code segment) dan instruksi yang terdapat pada
alamat address 0xFFFF tersebut dieksekusi. Secara umum program BIOS (Basic
Input Output System), yaitu sebuah software dasar, terpanggil. Sebab memang
biasanya BIOS berada pada alamat tersebut. Kemudian BIOS akan melakukan cek
terhadap semua error dalam memory, device-device yang terpasang/tersambung kepada
komputer -- seperti port-port serial dan lain-lain. Inilah yang disebut dengan
POST (Power-On Self Test). Setelah cek terhadap sistem tersebut selesai, maka
BIOS akan mencari [Sistem Operasi], memuatnya di memori dan mengeksekusinya.
Dengan melakukan perubahan dalam setup BIOS (kita dapat melakukannya dengan
menekan tombol tertentu saat proses booting mulai berjalan), kita dapat
menentukan agar BIOS mencari Sistem Operasi ke dalam floppy disk, hard disk,
CD-ROM, USB dan lain-lain, dengan urutan yang kita inginkan.
BIOS
sebenarnya tidak memuat Sistem Operasi secara lengkap. Ia hanya memuat satu
bagian dari code yang ada di sektor pertama (first sector, disebut juga boot
sector) pada media disk yang kita tentukan tadi. Bagian/fragmen dari code
Sistem Operasi tersebut sebesar 512 byte, dan 2 byte terakhir dari fragmen code
tersebut haruslah 0xAA55 (disebut juga sebagai boot signature). Jika boot
signature tersebut tidak ada, maka media disk dikatakan tidak bootable, dan
BIOS akan mencari Sistem Operasi pada media disk berikutnya.
Fragmen
code yang harus berada pada boot sector tadi disebut sebagai boot-strap loader.
BIOS akan memuat boot-strap loader tersebut ke dalam memory diawali pada alamat
0x7C00, kemudian menjalankan boot-strap loader tadi. Akhirnya sekarang
kekuasaan berpindah kepada boot-strap loader untuk memuat Sistem Operasi dan
melakukan setting yang diperlukan agar Sistem Operasi dapat berjalan. Rangkaian
proses inilah yang dinamakan dengan booting.
2.3.3
VGA share
VGA
Share memory berfungsi untuk mengatur jumlah memory yang dialokasikan untuk VGA
Card Onboard yang diambil dari RAM. Biasanya mulai dr 1MB - 384MB
2.3.4
Enable atau disable onboard (I/O)
Fungsi
BIOS yang digunakan untuk mengenable (aktif) atau mendisable (non aktif) pada
media antarmuka (I/O) pada onboard motherboard.
2.3.5.Beep
code
Beep
code itu diberikan oleh komputer untuk short diagnostic pada waktu power-up,
ini disebut POST, dari POST inilah kita bisa tahu kerusakan atau kekurangan apa
yang terjadi
Untuk
AWARD BIOS :
No
Beeps No Power, Loose Card, or Short.
1
Short Beep Normal POST, computer is ok.
Short
Beep POST error, review screen for error code.
Continuous
Beep No Power, Loose Card, or Short.
Repeating
Short Beep No Power, Loose Card, or Short.
One
Long and one Short Beep Motherboard issue.
One
Long and Two short Beeps Video (Mono/CGA Display Circuitry) issue.
One
Long and Three Short Beeps. Video (EGA) Display Circuitry.
Three
Long Beeps Keyboard / Keyboard card error.
One
Beep, Blank or Incorrect Display Video Display Circuitry
B.Untuk
Phoenix BIOS :
1-1-1-3 Verify Real Mode.
1-1-2-1 Get CPU type.
1-1-2-3 Initialize system hardware.
1-1-3-1 Initialize chipset registers with initial POST values.
1-1-3-2 Set in POST flag.
1-1-3-3 Initialize CPU registers.
1-1-4-1 Initialize cache to initial POST values.
1-1-4-3 Initialize I/O.
1-2-1-1 Initialize Power Management.
1-2-1-2 Load alternate registers with initial POST values.
1-2-1-3 Jump to UserPatch0.
1-2-2-1 Initialize keyboard controller.
1-2-2-3 BIOS ROM checksum.
1-2-3-1 8254 timer initialization.
1-2-3-3 8237 DMA controller initialization.
1-2-4-1 Reset Programmable Interrupt Controller.
1-3-1-1 Test DRAM refresh.
1-3-1-3 Test 8742 Keyboard Controller.
1-3-2-1 Set ES segment to register to 4 GB.
1-3-3-1 28 Autosize DRAM.
1-3-3-3 Clear 512K base RAM.
1-3-4-1 Test 512 base address lines.
1-3-4-3 Test 512K base memory.
1-4-1-3 Test CPU bus-clock frequency.
1-4-2-4 Reinitialize the chipset.
1-4-3-1 Shadow system BIOS ROM.
1-4-3-2 Reinitialize the cache.
1-4-3-3 Autosize cache.
1-4-4-1 Configure advanced chipset registers.
1-1-1-3 Verify Real Mode.
1-1-2-1 Get CPU type.
1-1-2-3 Initialize system hardware.
1-1-3-1 Initialize chipset registers with initial POST values.
1-1-3-2 Set in POST flag.
1-1-3-3 Initialize CPU registers.
1-1-4-1 Initialize cache to initial POST values.
1-1-4-3 Initialize I/O.
1-2-1-1 Initialize Power Management.
1-2-1-2 Load alternate registers with initial POST values.
1-2-1-3 Jump to UserPatch0.
1-2-2-1 Initialize keyboard controller.
1-2-2-3 BIOS ROM checksum.
1-2-3-1 8254 timer initialization.
1-2-3-3 8237 DMA controller initialization.
1-2-4-1 Reset Programmable Interrupt Controller.
1-3-1-1 Test DRAM refresh.
1-3-1-3 Test 8742 Keyboard Controller.
1-3-2-1 Set ES segment to register to 4 GB.
1-3-3-1 28 Autosize DRAM.
1-3-3-3 Clear 512K base RAM.
1-3-4-1 Test 512 base address lines.
1-3-4-3 Test 512K base memory.
1-4-1-3 Test CPU bus-clock frequency.
1-4-2-4 Reinitialize the chipset.
1-4-3-1 Shadow system BIOS ROM.
1-4-3-2 Reinitialize the cache.
1-4-3-3 Autosize cache.
1-4-4-1 Configure advanced chipset registers.
1-4-4-2 Load alternate registers with CMOS values.
2-1-1-1 Set Initial CPU speed.
2-1-1-3 Initialize interrupt vectors.
2-1-2-1 Initialize BIOS interrupts.
2-1-2-3 Check ROM copyright notice.
2-1-2-4 Initialize manager for PCI Options ROMs.
2-1-3-1 Check video configuration against CMOS.
2-1-3-2 Initialize PCI bus and devices.
2-1-3-3 Initialize all video adapters in system.
2-1-4-1 Shadow video BIOS ROM.
2-1-4-3 Display copyright notice.
2-2-1-1 Display CPU type and speed.
2-2-1-3 Test keyboard.
2-2-2-1 Set key click if enabled.
2-2-2-3 56 Enable keyboard.
2-2-3-1 Test for unexpected interrupts.
2-2-3-3 Display prompt "Press F2 to enter SETUP".
2-2-4-1 Test RAM between 512 and 640k.
2-3-1-1 Test expanded memory.
2-3-1-3 Test extended memory address lines.
2-3-2-3 Configure advanced cache registers.
2-3-3-1 Enable external and CPU caches.
2-3-3-3 Display external cache size.
2-3-4-1 Display shadow message.
2-3-4-3 Display non-disposable segments.
2-4-1-1 Display error messages.
2-4-1-3 Check for configuration errors.
2-4-2-1 Test real-time clock.
2-4-2-3 Check for keyboard errors
2-4-4-1 Set up hardware interrupts vectors.
2-4-4-3 Test coprocessor if present.
3-1-1-1 Disable onboard I/O ports.
3-1-1-3 Detect and install external RS232 ports.
3-1-2-1 Detect and install external parallel ports.
3-1-2-3 Re-initialize onboard I/O ports.
3-1-3-1 Initialize BIOS Data Area.
3-1-3-3 Initialize Extended BIOS Data Area.
3-1-4-1 Initialize floppy controller.
3-2-1-1 Initialize hard-disk controller.
3-2-1-2 Initialize local-bus hard-disk controller.
3-2-1-3 Jump to UserPatch2.
3-2-2-1 Disable A20 address line.
3-2-2-3 Clear huge ES segment register.
3-2-3-1 Search for option ROMs.
3-2-3-3 Shadow option ROMs.
3-2-4-1 Set up Power Management.
3-2-4-3 Enable hardware interrupts.
3-3-1-1 Set time of day.
3-3-1-3 Check key lock.
3-3-3-1 Erase F2 prompt.
3-3-3-3 Scan for F2 key stroke.
3-3-4-1 Enter SETUP.
3-3-4-3 Clear in-POST flag.
3-4-1-1 Check for errors
3-4-1-3 POST done--prepare to boot operating system.
3-4-2-1 One beep.
3-4-2-3 Check password (optional).
3-4-3-1 Clear global descriptor table.
3-4-4-1 Clear parity checkers.
3-4-4-3 Clear screen (optional).
3-4-4-4 Check virus and backup reminders.
4-1-1-1 Try to boot with INT 19.
4-2-1-1 Interrupt handler error.
4-2-1-3 Unknown interrupt error.
4-2-2-1 Pending interrupt error.
4-2-2-3 Initialize option ROM error.
4-2-3-3 Extended Block Move.
4-2-4-1 Shutdown 10 error.
4-3-1-3 Initialize the chipset.
4-3-1-4 Initialize refresh counter.
4-3-2-1 Check for Forced Flash.
4-3-2-2 Check HW status of ROM.
4-3-2-3 BIOS ROM is OK.
4-3-2-4 Do a complete RAM test.
4-3-3-1 Do OEM initialization.
4-3-3-2 Initialize interrupt controller.
4-3-3-3 Read in bootstrap code.
4-3-3-4 Initialize all vectors.
4-3-4-1 Boot the Flash program.
4-3-4-2 Initialize the boot device.
4-3-4-3 Boot code was read OK.
Komentar
Posting Komentar