Firewall
FIREWALL
Dalam
kesempatan kali ini saya akan membahas tentang apa itu firewall,fungsi fire
wall, dan jenis-jenis firewall.Ok kita langsung saja kepada intinya ... heheee
FIREWALL adalah Tembok api atau dinding api adalah suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk bisa melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang dianggap tidak aman. Umumnya, sebuah tembok-api diterapkan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan lokal dengan jaringan Internet.
Tembok-api digunakan untuk membatasi atau mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar. Saat ini, istilah firewall menjadi istilah lazim yang merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi antar dua macam jaringan yang berbeda. Mengingat saat ini banyak perusahaan yang memiliki akses ke Internet dan juga tentu saja jaringan berbadan hukum di dalamnya, maka perlindungan terhadap perangkat digital perusahaan tersebut dari serangan para peretas, pemata-mata, ataupun pencuri data lainnya, menjadi kenyataan.
FIREWALL adalah Tembok api atau dinding api adalah suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk bisa melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang dianggap tidak aman. Umumnya, sebuah tembok-api diterapkan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan lokal dengan jaringan Internet.
Tembok-api digunakan untuk membatasi atau mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar. Saat ini, istilah firewall menjadi istilah lazim yang merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi antar dua macam jaringan yang berbeda. Mengingat saat ini banyak perusahaan yang memiliki akses ke Internet dan juga tentu saja jaringan berbadan hukum di dalamnya, maka perlindungan terhadap perangkat digital perusahaan tersebut dari serangan para peretas, pemata-mata, ataupun pencuri data lainnya, menjadi kenyataan.
Daftar isi
- 1 Jenis-jenis Firewall
- 2 Fungsi Firewall
- 2.1 Mengatur dan Mengontrol Lalu lintas jaringan
- 2.1.1 Proses inspeksi Paket
- 2.1.2 Koneksi dan Keadaan Koneksi
- 2.1.3 Stateful Packet Inspection
- 2.1.4 Melakukan autentikasi terhadap akses
- 2.2 Melindungi sumber daya dalam jaringan privat
- 3 Cara Kerja Firewall
Jenis-jenis Firewall
Taksonomi
Firewall
Firewall
terbagi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut
- Personal Firewall: Personal Firewall didesain untuk melindungi sebuah komputer yang terhubung ke jaringan dari akses yang tidak dikehendaki. Firewall jenis ini akhir-akhir ini berevolusi menjadi sebuah kumpulan program yang bertujuan untuk mengamankan komputer secara total, dengan ditambahkannya beberapa fitur pengaman tambahan semacam perangkat proteksi terhadap virus, anti-spyware, anti-spam, dan lainnya. Bahkan beberapa produk firewall lainnya dilengkapi dengan fungsi pendeteksian gangguan keamanan jaringan (Intrusion Detection System). Contoh dari firewall jenis ini adalah Microsoft Windows Firewall (yang telah terintegrasi dalam sistem operasi Windows XP Service Pack 2, Windows Vista dan Windows Server 2003 Service Pack 1), Symantec Norton Personal Firewall, Kerio Personal Firewall, dan lain-lain. Personal Firewall secara umum hanya memiliki dua fitur utama, yakni Packet Filter Firewall dan Stateful Firewall.
- Network Firewall: Network ‘‘’’Firewall didesain untuk melindungi jaringan secara keseluruhan dari berbagai serangan. Umumnya dijumpai dalam dua bentuk, yakni sebuah perangkat terdedikasi atau sebagai sebuah perangkat lunak yang diinstalasikan dalam sebuah server. Contoh dari firewall ini adalah Microsoft Internet Security and Acceleration Server (ISA Server), Cisco PIX, Cisco ASA, IPTables dalam sistem operasi GNU/Linux, pf dalam keluarga sistem operasi Unix BSD, serta SunScreen dari Sun Microsystems, Inc. yang dibundel dalam sistem operasi Solaris. Network Firewall secara umum memiliki beberapa fitur utama, yakni apa yang dimiliki oleh personal firewall (packet filter firewall dan stateful firewall), Circuit Level Gateway, Application Level Gateway, dan juga NAT Firewall. Network Firewall umumnya bersifat transparan (tidak terlihat) dari pengguna dan menggunakan teknologi routing untuk menentukan paket mana yang diizinkan, dan mana paket yang akan ditolak.
Fungsi Firewall
Secara
mendasar, firewall dapat melakukan hal-hal berikut:
- Mengatur dan mengontrol lalu lintas jaringan
- Melakukan autentikasi terhadap akses
- Melindungi sumber daya dalam jaringan privat
- Mencatat semua kejadian, dan melaporkan kepada administrator
Mengatur dan Mengontrol Lalu lintas jaringan
Fungsi
pertama yang dapat dilakukan oleh firewall adalah firewall harus dapat mengatur
dan mengontrol lalu lintas jaringan yang diizinkan untuk mengakses jaringan
privat atau komputer yang dilindungi oleh firewall. Firewall melakukan hal yang
demikian, dengan melakukan inspeksi terhadap paket-paket dan memantau koneksi yang
sedang dibuat, lalu melakukan penapisan (filtering) terhadap koneksi
berdasarkan hasil inspeksi paket dan koneksi tersebut.
Proses inspeksi Paket
Inspeksi
paket ('packet inspection) merupakan proses yang dilakukan oleh firewall
untuk 'menghadang' dan memproses data dalam sebuah paket untuk menentukan bahwa
paket tersebut diizinkan atau ditolak, berdasarkan kebijakan akses (access
policy) yang diterapkan oleh seorang administrator. Firewall, sebelum menentukan
keputusan apakah hendak menolak atau menerima komunikasi dari luar, ia harus
melakukan inspeksi terhadap setiap paket (baik yang masuk ataupun yang keluar)
di setiap antarmuka dan membandingkannya dengan daftar kebijakan akses.
Inspeksi paket dapat dilakukan dengan melihat elemen-elemen berikut, ketika
menentukan apakah hendak menolak atau menerima komunikasi:
- Alamat IP dari komputer sumber
- Port sumber pada komputer sumber
- Alamat IP dari komputer tujuan
- Port tujuan data pada komputer tujuan
- Protokol IP
- Informasi header-header yang disimpan dalam paket
Koneksi dan Keadaan Koneksi
Agar dua
host TCP/IP dapat saling berkomunikasi, mereka harus saling membuat koneksi
antara satu dengan lainnya. Koneksi ini memiliki dua tujuan:
- Komputer dapat menggunakan koneksi tersebut untuk mengidentifikasikan dirinya kepada komputer lain, yang meyakinkan bahwa sistem lain yang tidak membuat koneksi tidak dapat mengirimkan data ke komputer tersebut. Firewall juga dapat menggunakan informasi koneksi untuk menentukan koneksi apa yang diizinkan oleh kebijakan akses dan menggunakannya untuk menentukan apakah paket data tersebut akan diterima atau ditolak.
- Koneksi digunakan untuk menentukan bagaimana cara dua host tersebut akan berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya (apakah dengan menggunakan koneksi connection-oriented, atau connectionless).
Ilustrasi
mengenai percakapan antara dua buah host
Kedua tujuan
tersebut dapat digunakan untuk menentukan keadaan koneksi antara dua host
tersebut, seperti halnya cara manusia bercakap-cakap. Jika Amir bertanya kepada
Aminah mengenai sesuatu, maka Aminah akan meresponsnya dengan jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh Amir; Pada saat Amir melontarkan
pertanyaannya kepada Aminah, keadaan percakapan tersebut adalah Amir menunggu
respons dari Aminah. Komunikasi di jaringan juga mengikuti cara yang sama untuk
memantau keadaan percakapan komunikasi yang terjadi.
Firewall dapat memantau informasi keadaan koneksi untuk menentukan apakah ia hendak mengizinkan lalu lintas jaringan. Umumnya hal ini dilakukan dengan memelihara sebuah tabel keadaan koneksi (dalam istilah firewall: state table) yang memantau keadaan semua komunikasi yang melewati firewall. Dengan memantau keadaan koneksi ini, firewall dapat menentukan apakah data yang melewati firewall sedang "ditunggu" oleh host yang dituju, dan jika ya, aka mengizinkannya. Jika data yang melewati firewall tidak cocok dengan keadaan koneksi yang didefinisikan oleh tabel keadaan koneksi, maka data tersebut akan ditolak. Hal ini umumnya disebut sebagai Stateful Inspection.
Firewall dapat memantau informasi keadaan koneksi untuk menentukan apakah ia hendak mengizinkan lalu lintas jaringan. Umumnya hal ini dilakukan dengan memelihara sebuah tabel keadaan koneksi (dalam istilah firewall: state table) yang memantau keadaan semua komunikasi yang melewati firewall. Dengan memantau keadaan koneksi ini, firewall dapat menentukan apakah data yang melewati firewall sedang "ditunggu" oleh host yang dituju, dan jika ya, aka mengizinkannya. Jika data yang melewati firewall tidak cocok dengan keadaan koneksi yang didefinisikan oleh tabel keadaan koneksi, maka data tersebut akan ditolak. Hal ini umumnya disebut sebagai Stateful Inspection.
Stateful Packet Inspection
Ketika
sebuah firewall menggabungkan stateful inspection dengan packet inspection,
maka firewall tersebut dinamakan dengan Stateful Packet Inspection
(SPI). SPI merupakan proses inspeksi paket yang tidak dilakukan dengan
menggunakan struktur paket dan data yang terkandung dalam paket, tapi juga pada
keadaan apa host-host yang saling berkomunikasi tersebut berada. SPI
mengizinkan firewall untuk melakukan penapisan tidak hanya berdasarkan isi
paket tersebut, tapi juga berdasarkan koneksi atau keadaan koneksi, sehingga
dapat mengakibatkan firewall memiliki kemampuan yang lebih fleksibel, mudah
diatur, dan memiliki skalabilitas dalam hal penapisan yang tinggi.
Salah satu keunggulan dari SPI dibandingkan dengan inspeksi paket biasa adalah bahwa ketika sebuah koneksi telah dikenali dan diizinkan (tentu saja setelah dilakukan inspeksi), umumnya sebuah kebijakan (policy) tidak dibutuhkan untuk mengizinkan komunikasi balasan karena firewall tahu respons apa yang diharapkan akan diterima. Hal ini memungkinkan inspeksi terhadap data dan perintah yang terkandung dalam sebuah paket data untuk menentukan apakah sebuah koneksi diizinkan atau tidak, lalu firewall akan secara otomatis memantau keadaan percakapan dan secara dinamis mengizinkan lalu lintas yang sesuai dengan keadaan. Ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan firewall dengan inspeksi paket biasa. Apalagi, proses ini diselesaikan tanpa adanya kebutuhan untuk mendefinisikan sebuah kebijakan untuk mengizinkan respons dan komunikasi selanjutnya. Kebanyakan firewall modern telah mendukung fungsi ini.
Salah satu keunggulan dari SPI dibandingkan dengan inspeksi paket biasa adalah bahwa ketika sebuah koneksi telah dikenali dan diizinkan (tentu saja setelah dilakukan inspeksi), umumnya sebuah kebijakan (policy) tidak dibutuhkan untuk mengizinkan komunikasi balasan karena firewall tahu respons apa yang diharapkan akan diterima. Hal ini memungkinkan inspeksi terhadap data dan perintah yang terkandung dalam sebuah paket data untuk menentukan apakah sebuah koneksi diizinkan atau tidak, lalu firewall akan secara otomatis memantau keadaan percakapan dan secara dinamis mengizinkan lalu lintas yang sesuai dengan keadaan. Ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan firewall dengan inspeksi paket biasa. Apalagi, proses ini diselesaikan tanpa adanya kebutuhan untuk mendefinisikan sebuah kebijakan untuk mengizinkan respons dan komunikasi selanjutnya. Kebanyakan firewall modern telah mendukung fungsi ini.
Melakukan autentikasi terhadap akses
Fungsi
fundamental firewall yang kedua adalah firewall dapat melakukan autentikasi
terhadap akses.
Protokol TCP/IP dibangun dengan premis bahwa protokol tersebut mendukung komunikasi yang terbuka. Jika dua host saling mengetahui alamat IP satu sama lainnya, maka mereka diizinkan untuk saling berkomunikasi. Pada awal-awal perkembangan Internet, hal ini boleh dianggap sebagai suatu berkah. Tapi saat ini, di saat semakin banyak yang terhubung ke Internet, mungkin kita tidak mau siapa saja yang dapat berkomunikasi dengan sistem yang kita miliki. Karenanya, firewall dilengkapi dengan fungsi autentikasi dengan menggunakan beberapa mekanisme autentikasi, sebagai berikut:
Protokol TCP/IP dibangun dengan premis bahwa protokol tersebut mendukung komunikasi yang terbuka. Jika dua host saling mengetahui alamat IP satu sama lainnya, maka mereka diizinkan untuk saling berkomunikasi. Pada awal-awal perkembangan Internet, hal ini boleh dianggap sebagai suatu berkah. Tapi saat ini, di saat semakin banyak yang terhubung ke Internet, mungkin kita tidak mau siapa saja yang dapat berkomunikasi dengan sistem yang kita miliki. Karenanya, firewall dilengkapi dengan fungsi autentikasi dengan menggunakan beberapa mekanisme autentikasi, sebagai berikut:
- Firewall dapat meminta input dari pengguna mengenai nama pengguna (user name) serta kata kunci (password). Metode ini sering disebut sebagai extended authentication atau xauth. Menggunakan xauth pengguna yang mencoba untuk membuat sebuah koneksi akan diminta input mengenai nama dan kata kuncinya sebelum akhirnya diizinkan oleh firewall. Umumnya, setelah koneksi diizinkan oleh kebijakan keamanan dalam firewall, firewall pun tidak perlu lagi mengisikan input password dan namanya, kecuali jika koneksi terputus dan pengguna mencoba menghubungkan dirinya kembali.
- Metode kedua adalah dengan menggunakan sertifikat digital dan kunci publik. Keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode pertama adalah proses autentikasi dapat terjadi tanpa intervensi pengguna. Selain itu, metode ini lebih cepat dalam rangka melakukan proses autentikasi. Meskipun demikian, metode ini lebih rumit implementasinya karena membutuhkan banyak komponen seperti halnya implementasi infrastruktur kunci publik.
- Metode selanjutnya adalah dengan menggunakan Pre-Shared Key (PSK) atau kunci yang telah diberitahu kepada pengguna. Jika dibandingkan dengan sertifikat digital, PSK lebih mudah diimplenentasikan karena lebih sederhana, tetapi PSK juga mengizinkan proses autentikasi terjadi tanpa intervensi pengguna. Dengan menggunakan PSK, setiap host akan diberikan sebuah kunci yang telah ditentukan sebelumnya yang kemudian digunakan untuk proses autentikasi. Kelemahan metode ini adalah kunci PSK jarang sekali diperbarui dan banyak organisasi sering sekali menggunakan kunci yang sama untuk melakukan koneksi terhadap host-host yang berada pada jarak jauh, sehingga hal ini sama saja meruntuhkan proses autentikasi. Agar tercapai sebuah derajat keamanan yang tinggi, umumnya beberapa organisasi juga menggunakan gabungan antara metode PSK dengan xauth atau PSK dengan sertifikat digital.
Dengan
mengimplementasikan proses autentikasi, firewall dapat menjamin bahwa koneksi
dapat diizinkan atau tidak. Meskipun jika paket telah diizinkan dengan
menggunakan inspeksi paket (PI) atau berdasarkan keadaan koneksi (SPI), jika
host tersebut tidak lolos proses autentikasi, paket tersebut akan dibuang.
Melindungi sumber daya dalam jaringan privat
Salah satu
tugas firewall adalah melindungi sumber daya dari ancaman yang mungkin datang.
Proteksi ini dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa pengaturan peraturan
akses (access control), penggunaan SPI, application proxy, atau kombinasi dari
semuanya untuk mengamankan host yang dilindungi supaya tidak dapat diakses oleh
host-host yang mencurigakan atau dari lalu lintas jaringan yang mencurigakan.
Meskipun demikian, firewall bukan satu-satunya metode proteksi teraman terhadap
sumber daya, dan mempercayakan proteksi firewall dari ancaman secara eksklusif
adalah salah satu kesalahan fatal.
Jika sebuah host yang menjalankan sistem operasi tertentu yang memiliki lubang keamanan yang belum ditambal dikoneksikan ke Internet, firewall mungkin tidak dapat mencegah dieksploitasinya host tersebut oleh host-host lainnya, khususnya jika exploit tersebut menggunakan lalu lintas yang oleh firewall telah diizinkan (dalam konfigurasinya). Sebagai contoh, jika sebuah packet-inspection firewall mengizinkan lalu lintas HTTP ke sebuah web server yang menjalankan sebuah layanan web yang memiliki lubang keamanan yang belum ditambal, maka seorang pengguna yang "iseng" dapat saja membuat exploit untuk meruntuhkan web server tersebut karena memang web server yang bersangkutan memiliki lubang keamanan yang belum ditambal.
Dalam contoh ini, web server tersebut akhirnya mengakibatkan proteksi yang ditawarkan oleh firewall menjadi tidak berguna. Hal ini disebabkan oleh firewall tidak dapat membedakan antara request HTTP yang mencurigakan atau tidak. Apalagi, jika firewall yang digunakan bukan application proxy. Oleh karena itulah, sumber daya yang dilindungi haruslah dipelihara dengan melakukan penambalan terhadap lubang-lubang keamanan, selain tentunya dilindungi oleh firewall.
Jika sebuah host yang menjalankan sistem operasi tertentu yang memiliki lubang keamanan yang belum ditambal dikoneksikan ke Internet, firewall mungkin tidak dapat mencegah dieksploitasinya host tersebut oleh host-host lainnya, khususnya jika exploit tersebut menggunakan lalu lintas yang oleh firewall telah diizinkan (dalam konfigurasinya). Sebagai contoh, jika sebuah packet-inspection firewall mengizinkan lalu lintas HTTP ke sebuah web server yang menjalankan sebuah layanan web yang memiliki lubang keamanan yang belum ditambal, maka seorang pengguna yang "iseng" dapat saja membuat exploit untuk meruntuhkan web server tersebut karena memang web server yang bersangkutan memiliki lubang keamanan yang belum ditambal.
Dalam contoh ini, web server tersebut akhirnya mengakibatkan proteksi yang ditawarkan oleh firewall menjadi tidak berguna. Hal ini disebabkan oleh firewall tidak dapat membedakan antara request HTTP yang mencurigakan atau tidak. Apalagi, jika firewall yang digunakan bukan application proxy. Oleh karena itulah, sumber daya yang dilindungi haruslah dipelihara dengan melakukan penambalan terhadap lubang-lubang keamanan, selain tentunya dilindungi oleh firewall.
Cara Kerja Firewall
Firewall
berada diantara kedua jaringan seperti internet dan komputer sehingga firewall
berfungsi sebagai pelindung. Tujuan utama adanya firewall adalah untuk user
yang tidak menginginkan lalu lintas jaringan yang berusaha masuk ke komputer,
namun tidak hanya itu saja yang bisa dilakukan firewall. Firewall juga dapat
menganalisis jaringan yang mencoba masuk ke komputer anda, dan dapat melakukan
apa yang harus dilakukan ketika jaringan tersebut masuk. Contohnya saja,
firewall bisa diatur untuk memblokir beberapa jenis jaringan yang mencoba
keluar atau mencatat log lalu lintas jaringan yang mencurigakan.
Firewall bisa memiliki berbagai aturan yang dapat anda tambahkan atau hapus untuk menolak jaringan tertentu. Contohnya saja, hanya dapat mengakses alamat IP tertentu atau mengumpulkan semua akses dari tempat lain untuk ke satu tempat yang aman terlebih dahulu
Firewall bisa memiliki berbagai aturan yang dapat anda tambahkan atau hapus untuk menolak jaringan tertentu. Contohnya saja, hanya dapat mengakses alamat IP tertentu atau mengumpulkan semua akses dari tempat lain untuk ke satu tempat yang aman terlebih dahulu
Packet-Filter Firewall
Contoh
pengaturan akses (access control) yang diterapkan dalam firewall
Pada
bentuknya yang paling sederhana, sebuah firewall adalah sebuah router atau komputer yang dilengkapi
dengan dua buah NIC (Network Interface Card, kartu antarmuka jaringan) yang
mampu melakukan penapisan atau penyaringan terhadap paket-paket
yang masuk. Perangkat jenis ini umumnya disebut dengan packet-filtering
router.
Firewall jenis ini bekerja dengan cara membandingkan alamat sumber dari paket-paket tersebut dengan kebijakan pengontrolan akses yang terdaftar dalam Access Control List firewall, router tersebut akan mencoba memutuskan apakah hendak meneruskan paket yang masuk tersebut ke tujuannya atau menghentikannya. Pada bentuk yang lebih sederhana lagi, firewall hanya melakukan pengujian terhadap alamat IP atau nama domain yang menjadi sumber paket dan akan menentukan apakah hendak meneruskan atau menolak paket tersebut. Meskipun demikian, packet-filtering router tidak dapat digunakan untuk memberikan akses (atau menolaknya) dengan menggunakan basis hak-hak yang dimiliki oleh pengguna.
Firewall jenis ini bekerja dengan cara membandingkan alamat sumber dari paket-paket tersebut dengan kebijakan pengontrolan akses yang terdaftar dalam Access Control List firewall, router tersebut akan mencoba memutuskan apakah hendak meneruskan paket yang masuk tersebut ke tujuannya atau menghentikannya. Pada bentuk yang lebih sederhana lagi, firewall hanya melakukan pengujian terhadap alamat IP atau nama domain yang menjadi sumber paket dan akan menentukan apakah hendak meneruskan atau menolak paket tersebut. Meskipun demikian, packet-filtering router tidak dapat digunakan untuk memberikan akses (atau menolaknya) dengan menggunakan basis hak-hak yang dimiliki oleh pengguna.
Cara kerja
packet filter firewall
Packet-filtering
router juga dapat dikonfigurasikan agar menghentikan beberapa jenis lalu lintas
jaringan dan tentu saja mengizinkannya. Umumnya, hal ini dilakukan dengan
mengaktifkan/menonaktifkan port TCP/IP dalam sistem firewall tersebut.
Sebagai contoh, port 25 yang digunakan oleh Protokol
SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) umumnya dibiarkan
terbuka oleh beberapa firewall untuk mengizinkan surat elektronik dari Internet masuk ke dalam jaringan privat,
sementara port lainnya seperti port 23 yang digunakan oleh Protokol
Telnet dapat dinonaktifkan untuk mencegah pengguna Internet untuk
mengakses layanan yang terdapat dalam jaringan privat tersebut. Firewall juga
dapat memberikan semacam pengecualian (exception) agar beberapa aplikasi
dapat melewati firewall tersebut. Dengan menggunakan pendekatan ini, keamanan
akan lebih kuat tapi memiliki kelemahan yang signifikan yakni kerumitan
konfigurasi terhadap firewall: daftar Access Control List firewall akan
membesar seiring dengan banyaknya alamat IP, nama domain, atau port yang
dimasukkan ke dalamnya, selain tentunya juga exception yang diberlakukan.
Circuit Level Gateway
Cara kerja
circuit level firewall
Firewall
jenis lainnya adalah Circuit-Level Gateway, yang umumnya berupa komponen dalam
sebuah proxy server. Firewall jenis ini beroperasi pada
level yang lebih tinggi dalam model referensi tujuh
lapis OSI (bekerja pada lapisan sesi/session layer) daripada Packet
Filter Firewall. Modifikasi ini membuat firewall jenis ini berguna dalam rangka
menyembunyikan informasi mengenai jaringan terproteksi, meskipun firewall ini
tidak melakukan penyaringan terhadap paket-paket individual yang mengalir dalam
koneksi.
Dengan menggunakan firewall jenis ini, koneksi yang terjadi antara pengguna dan jaringan pun disembunyikan dari pengguna. Pengguna akan dihadapkan secara langsung dengan firewall pada saat proses pembuatan koneksi dan firewall pun akan membentuk koneksi dengan sumber daya jaringan yang hendak diakses oleh pengguna setelah mengubah alamat IP dari paket yang ditransmisikan oleh dua belah pihak. Hal ini mengakibatkan terjadinya sebuah sirkuit virtual (virtual circuit) antara pengguna dan sumber daya jaringan yang ia akses.
Firewall ini dianggap lebih aman dibandingkan dengan Packet-Filtering Firewall, karena pengguna eksternal tidak dapat melihat alamat IP jaringan internal dalam paket-paket yang ia terima, melainkan alamat IP dari firewall.
Dengan menggunakan firewall jenis ini, koneksi yang terjadi antara pengguna dan jaringan pun disembunyikan dari pengguna. Pengguna akan dihadapkan secara langsung dengan firewall pada saat proses pembuatan koneksi dan firewall pun akan membentuk koneksi dengan sumber daya jaringan yang hendak diakses oleh pengguna setelah mengubah alamat IP dari paket yang ditransmisikan oleh dua belah pihak. Hal ini mengakibatkan terjadinya sebuah sirkuit virtual (virtual circuit) antara pengguna dan sumber daya jaringan yang ia akses.
Firewall ini dianggap lebih aman dibandingkan dengan Packet-Filtering Firewall, karena pengguna eksternal tidak dapat melihat alamat IP jaringan internal dalam paket-paket yang ia terima, melainkan alamat IP dari firewall.
Application Level Firewall
Application
Level Firewall (disebut juga sebagai application proxy atau application
level gateway)
Firewall
jenis lainnya adalah Application Level Gateway (atau Application-Level Firewall
atau sering juga disebut sebagai Proxy Firewall), yang umumnya juga merupakan
komponen dari sebuah proxy server. Firewall ini tidak mengizinkan paket yang
datang untuk melewati firewall secara langsung. Tetapi, aplikasi proxy yang
berjalan dalam komputer yang menjalankan firewall akan meneruskan permintaan
tersebut kepada layanan yang tersedia dalam jaringan privat dan kemudian
meneruskan respons dari permintaan tersebut kepada komputer yang membuat
permintaan pertama kali yang terletak dalam jaringan publik yang tidak aman.
Umumnya, firewall jenis ini akan melakukan autentikasi terlebih dahulu terhadap pengguna sebelum mengizinkan pengguna tersebut untuk mengakses jaringan. Selain itu, firewall ini juga mengimplementasikan mekanisme auditing dan pencatatan (logging) sebagai bagian dari kebijakan keamanan yang diterapkannya. Application Level Firewall juga umumnya mengharuskan beberapa konfigurasi yang diberlakukan pada pengguna untuk mengizinkan mesin klien agar dapat berfungsi. Sebagai contoh, jika sebuah proxy FTP dikonfigurasikan di atas sebuah application layer gateway, proxy tersebut dapat dikonfigurasikan untuk mengizinlan beberapa perintah FTP, dan menolak beberapa perintah lainnya. Jenis ini paling sering diimplementasikan pada proxy SMTP sehingga mereka dapat menerima surat elektronik dari luar (tanpa menampakkan alamat e-mail internal), lalu meneruskan e-mail tersebut kepada e-mail server dalam jaringan. Tetapi, karena adanya pemrosesan yang lebih rumit, firewall jenis ini mengharuskan komputer yang dikonfigurasikan sebagai application gateway memiliki spesifikasi yang tinggi, dan tentu saja jauh lebih lambat dibandingkan dengan packet-filter firewall.
Umumnya, firewall jenis ini akan melakukan autentikasi terlebih dahulu terhadap pengguna sebelum mengizinkan pengguna tersebut untuk mengakses jaringan. Selain itu, firewall ini juga mengimplementasikan mekanisme auditing dan pencatatan (logging) sebagai bagian dari kebijakan keamanan yang diterapkannya. Application Level Firewall juga umumnya mengharuskan beberapa konfigurasi yang diberlakukan pada pengguna untuk mengizinkan mesin klien agar dapat berfungsi. Sebagai contoh, jika sebuah proxy FTP dikonfigurasikan di atas sebuah application layer gateway, proxy tersebut dapat dikonfigurasikan untuk mengizinlan beberapa perintah FTP, dan menolak beberapa perintah lainnya. Jenis ini paling sering diimplementasikan pada proxy SMTP sehingga mereka dapat menerima surat elektronik dari luar (tanpa menampakkan alamat e-mail internal), lalu meneruskan e-mail tersebut kepada e-mail server dalam jaringan. Tetapi, karena adanya pemrosesan yang lebih rumit, firewall jenis ini mengharuskan komputer yang dikonfigurasikan sebagai application gateway memiliki spesifikasi yang tinggi, dan tentu saja jauh lebih lambat dibandingkan dengan packet-filter firewall.
NAT Firewall
NAT (Network
Address Translation) Firewall secara otomatis menyediakan proteksi terhadap
sistem yang berada di balik firewall karena NAT Firewall hanya mengizinkan
koneksi yang datang dari komputer-komputer yang berada di balik firewall.
Tujuan dari NAT adalah untuk melakukan multiplexing terhadap lalu lintas
dari jaringan internal untuk kemudian menyampaikannya kepada jaringan yang
lebih luas (MAN, WAN atau Internet) seolah-olah paket tersebut datang dari
sebuah alamat IP atau beberapa alamat IP. NAT Firewall membuat tabel dalam
memori yang mengandung informasi mengenai koneksi yang dilihat oleh firewall.
Tabel ini akan memetakan alamat jaringan internal ke alamat eksternal.
Kemampuan untuk menaruh keseluruhan jaringan di belakang sebuah alamat IP
didasarkan terhadap pemetaan terhadap port-port dalam NAT firewall.
Lihat juga: Network Address Translation
Lihat juga: Network Address Translation
Stateful Firewall
Cara kerja
stateful firewall
Stateful
Firewall merupakan sebuah firewall yang menggabungkan keunggulan yang
ditawarkan oleh packet-filtering firewall, NAT Firewall, Circuit-Level Firewall
dan Proxy Firewall dalam satu sistem. Stateful Firewall dapat melakukan
filtering terhadap lalu lintas berdasarkan karakteristik paket, seperti halnya
packet-filtering firewall, dan juga memiliki pengecekan terhadap sesi koneksi
untuk meyakinkan bahwa sesi koneksi yang terbentuk tersebut diizinlan. Tidak
seperti Proxy Firewall atau Circuit Level Firewall, Stateful Firewall umumnya
didesain agar lebih transparan (seperti halnya packet-filtering firewall atau
NAT firewall). Tetapi, stateful firewall juga mencakup beberapa aspek yang
dimiliki oleh application level firewall, sebab ia juga melakukan inspeksi
terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (application layer) dengan
menggunakan layanan tertentu. Firewall ini hanya tersedia pada beberapa firewall
kelas atas, semacam Cisco PIX. Karena menggabungkan keunggulan jenis-jenis
firewall lainnya, stateful firewall menjadi lebih kompleks.
Virtual Firewall
Virtual
Firewall adalah sebutan untuk beberapa firewall logis yang berada dalam sebuah
perangkat fisik (komputer atau perangkat firewall lainnya). Pengaturan ini
mengizinkan beberapa jaringan agar dapat diproteksi oleh sebuah firewall yang
unik yang menjalankan kebijakan keamanan yang juga unik, cukup dengan
menggunakan satu buah perangkat. Dengan menggunakan firewall jenis ini, sebuah
ISP (Internet Service
Provider) dapat menyediakan layanan firewall kepada para
pelanggannya, sehingga mengamankan lalu lintas jaringan mereka, hanya dengan
menggunakan satu buah perangkat. Hal ini jelas merupakan penghematan biaya yang
signifikan, meski firewall jenis ini hanya tersedia pada firewall kelas atas,
seperti Cisco PIX 535.
Transparent Firewall
Transparent
Firewall (juga dikenal sebagai bridging firewall) bukanlah sebuah firewall yang
murni, tetapi ia hanya berupa turunan dari stateful Firewall. Daripada
firewall-firewall lainnya yang beroperasi pada lapisan IP ke atas, transparent
firewall bekerja pada lapisan Data-Link Layer, dan kemudian ia memantau
lapisan-lapisan yang ada di atasnya. Selain itu, transparent firewall juga
dapat melakukan apa yang dapat dilakukan oleh packet-filtering firewall,
seperti halnya stateful firewall dan tidak terlihat oleh pengguna (karena
itulah, ia disebut sebagai Transparent Firewall).
Intinya, transparent firewall bekerja sebagai sebuah bridge yang bertugas untuk menyaring lalu lintas jaringan antara dua segmen jaringan. Dengan menggunakan transparent firewall, keamanan sebuah segmen jaringan pun dapat diperkuat, tanpa harus mengaplikasikan NAT Filter. Transparent Firewall menawarkan tiga buah keuntungan, yakni sebagai berikut:
Intinya, transparent firewall bekerja sebagai sebuah bridge yang bertugas untuk menyaring lalu lintas jaringan antara dua segmen jaringan. Dengan menggunakan transparent firewall, keamanan sebuah segmen jaringan pun dapat diperkuat, tanpa harus mengaplikasikan NAT Filter. Transparent Firewall menawarkan tiga buah keuntungan, yakni sebagai berikut:
- Konfigurasi yang mudah (bahkan beberapa produk mengklaim sebagai "Zero Configuration"). Hal ini memang karena transparent firewall dihubungkan secara langsung dengan jaringan yang hendak diproteksinya, dengan memodifikasi sedikit atau tanpa memodifikasi konfigurasi firewall tersebut. Karena ia bekerja pada data-link layer, pengubahan alamat IP pun tidak dibutuhkan. Firewall juga dapat dikonfigurasikan untuk melakukan segmentasi terhadap sebuah subnet jaringan antara jaringan yang memiliki keamanan yang rendah dan keamanan yang tinggi atau dapat juga untuk melindungi sebuah host, jika memang diperlukan.
- Kinerja yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh firewall yang berjalan dalam lapisan data-link lebih sederhana dibandingkan dengan firewall yang berjalan dalam lapisan yang lebih tinggi. Karena bekerja lebih sederhana, maka kebutuhan pemrosesan pun lebih kecil dibandingkan dengan firewall yang berjalan pada lapisan yang tinggi, dan akhirnya performa yang ditunjukannya pun lebih tinggi.
- Tidak terlihat oleh pengguna (stealth). Hal ini memang dikarenakan Transparent Firewall bekerja pada lapisan data-link, dan tidak membutuhkan alamat IP yang ditetapkan untuknya (kecuali untuk melakukan manajemen terhadapnya, jika memang jenisnya managed firewall). Karena itulah, transparent firewall tidak dapat terlihat oleh para penyerang. Karena tidak dapat diraih oleh penyerang (tidak memiliki alamat IP), penyerang pun tidak dapat menyerangnya.
sumber:wikimedia
Komentar
Posting Komentar